Jumat, 26 November 2010

KERAPAN SAPI DI KOTA SUMENEP

Melaju kencang
Kerapan sapi memang unik dan menarik, pada pelaksanaan kerapan sapi bukan Cuma orang Madura yang penasaran ingin menyaksikan secara langsung acara tersebut serta mendengar kabar sapi daerah mana yang menjadi juara, para wisatawan asingpun banyak berdatang untuk menyaksikan event yang dilaksanakan setahun sekali tersebut. Seperti yang disebutkan pada syair lagu diatas, Sabban Taon E Madureh  La Tanto Ramme.Ramme Kalaben Badhane Kerraben Sapeh. Bannyak Reng Mancah Padha Dhateng Dari Jaunah. Padha nenggueh Kerraban Sape Madureh.
Sapi yang keluar sebagai juara merupakan prestasi dan kebanggaan tersendiri bagi sang pemilik sapi, tidak jarang terjadi transaksi jual beli sapi di arena balap sapi dengan harga ratusan juta Rupiah. Siapa rela melepaskan sepasang sapi yang sudah mengangkat martabat pemiliknya. Berangkat diarak dengan saronen, pulang dengan kemenangan dan membawa hadiah akan lebih semarak arakan musik tradisional Madura tersebut. Sepanjang perjalanan musik akan terus mengalun.
Bukan hadiah yang menjadi incara para penggemar sapi kerap, terkadang pada perlombaan tingkat kecamatan hadiah yang diberikan tidak seberapa. Hanya sebuah jam dinding yang tidak seberapa harganya, namun kemenangan dalam kerapan sapi akan mengangkat harga sapi dan martabat pemilik sapi tersebut di mata masyarakat.
Keunikan dari kerapan sapi adalah cara joki dengan gaya menunggang di atas batang bambu yang disebut Kalele, dan dan memegan sebuah benda yang digunakan untuk memacu kecepatan sapi yang disebut dengan Co-Racoh.

UPACARA NYADAR DI KOTA SUMENEP

Pada zaman dahulu tersebutlah seorang ulama besar asal Cirebon yang bernama Syekh Angga Suto datang ke Sumenep, Madura dalam rangka menyebarkan agama Islam. Pada saat pertama kali menginjakkan kaki di madura atau tepatnya di pantai di Desa Pinggir, Papas, Syekh Angga Suto atau yang kemudian dikenal oleh masyarakat Sumenep sebagai Embah Anggasuto mendapati sebuah telapak kaki yang sangat besar di pinggir pantai yang sedang surut dengan gumpalan garam didalamnya. Dari penemuannya yang tak disengaja itulah kemudian Embah Anggasuto memutuskan untuk mengajarkan cara membuat garam kepada masyarakat Sumenep sebagai daya tarik kepada masyarakat Sumenep yang berkenan masuk agama Islam. Pada akhirnya kebiasaan membuat garam ini terus dilaksanakan sampai sekarang. Masyarakat Sumenep menjadi terkenal sebagai penghasil garam.Dari peristiwa inilah kemudian upacara nadar atau nyadar di kalangan masyarakat Sumenep kemudian rutin dilaksanakan sebagai ungkapan syukur sekaligus mengenang jasa Embah Anggasuto yang telah mengajarinya cara membuat garam. Upacara nadar dilaksanakan hingga tiga kali dalam setahun.

PANTAI SLOPENG SUMENEP

Wisatanesia.com-Pantai Slopeng adalah pantai dengan hamparan gunung pasir putih yang mengelilingi sisi pantai sepanjang hampir 6 km. Bila anda suka memancing ikan di laut, maka kawasan pantai ini sangat cocok untuk mancing ria karena areal lautnya kaya akan beragam jenis ikan, jenis ikan tongkol juga ada. pantai Slopeng terletak di kawasan kurang lebih 21 km arah utara Kota Sumenep.Air pantainya jernih dan pasirnya putih yang menghampar luas dihiasi pohon kelapa dan siwalan di pinggir pantai menjadikan pemandangan yang indah di mata Wisata Indonesia Surga Dunia

IKAN KAKAP GORENG ALA KOTA SUMENEP

Ikan Kakap 
Goreng
Ikan Kakap Goreng
Kemarin saya ke Sumenep lagi untuk sebuah urusan. Dan jika sampai disana satu hal yang tak pernah ketinggalan adalah mencari makan dengan menu nasi sambal dengan lauk ikan laut. Ikan laut yang sering saya jumpai adalah ikan berukuran besar seperti dorang, kerapu, kakap, gurami, dan kakap merah. Meskipun ukurannya besar, tapi harganya nggak terlalu menguras kantong, sekitar 20.000,- per porsinya.
Ikan Kerapu 
Goreng
Ikan Kerapu Goreng
Biasanya kalau malam, saya ke dekat perpustakaan daerah atau di sebelah barat hotel Utami Sumekar. Kalau siang, banyak rumah makan menyediakan menu ini. Jadi kalau belum menikmati nasi sambal dengan lauk ikan, seperti belum ke Sumenep walaupun kita sudah berada disana

TAMAN SARE KOTA SUMENEP

Taman Sare, Kolam Air yang Dipercaya Mudahkan Jodoh  Cerita tentang Keraton Sumenep tidak pernah habis. Salah satu tempat di keraton yang dipercaya mempunyai kekuatan magis adalah kolam pemandian dayang-dayang dan istri para raja. Kolam air itu disebut Taman Sare dipercaya mempunyai kekuatan ajaib.  Kolam yang berada di sebelah timur Pendopo Agung itu diyakini bisa menambah aura kecantikan dan cepat mendapatkan jodoh. Selain itu dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit bila airnya diminum.  "Selain mencuci muka ada yang membawa airnya dengan menggunaakan botol bekas air meneral. Selain dipercaya untuk menambah aura kecantikan juga untuk obat," kata  Pemandu Wisata, Ramli dalam perbincangannya dengan detiksurabaya.com di Museum Keraton Sumenep, Jalan Dr Soetomo.  Konon, kecantikan para putri Keraton Sumenep terkenal hingga istana Majapahit. "Itu berkat air di Taman Sare," tuturnya.  Tapi kata Ramli, kekuatan air Taman Sare hanyalah bentuk kebesaran Allah yang ditunjukkan pada manusia agar lebih mendekatkan diri pada-Nya. "Ini bentuk kebesaran Tuhan," ungkapnya.  Namun saat ini pengunjung di larang mandi di Taman Sare. Kondisi Taman Sare, masih terlihat asri dan sejuk. Airnya jernih dan terdapat ikan hias dalam jumlah banyak. Tak ayal jika pengunjung merasa betah bila ada di Taman Sare.